Friday, December 17, 2010

Berlari Ketika Hamil, Lahirkan Anak Cerdas?

Jakarta: Sebagian dari kita pasti pernah mendengar ibu yang sedang hamil tak boleh olahraga berat, apalagi lari. Namun penelitian menunjukkan ibu hamil yang rajin berolahraga, termasuk lari, melahirkan anak yang lebih pintar. Informasi yang selama ini beredar, ibu hamil dilarang olahraga berat karena bisa membuat aliran darah tidak berjalan sempurna pada uterus sehingga bayi bisa berisiko kekurangan oksigen. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan kebenarannya.

Sebuah studi membuktikan, ibu hamil yang rajin olahraga melahirkan anak yang lebih pintar. Ini terlihat setelah anak dilahirkan dan pada berusia 5 tahun melakukan tes intelegensia dan kemampuan berbahasa, memiliki skor yang memuaskan dibanding anak-anak yang ibunya jarang berolahraga ketika hamil. Bagi ibu hamil yang rajin berolahraga, khususnya lari, menurut Dr. Robert Sallis, juru bicara American College of Sports Medicine, bisa menyelamatkan ibu dari risiko kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Tak hanya itu, para ibu juga menjalani proses bersalin lebih mudah dan tidak mengalami depresi paska melahirkan.

"Pada intinya, ibu hamil yang rutin berlari akan lebih rileks saat masa kehamilan, melahirkan, dan setelah melahirkan," kata Sallis.

Tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan para ibu ketika ingin berlari di masa kehamilan. Berikut beberapa panduan dari Sallis:

1. Mulailah rutin berlari dari sekarang. Biasanya, lanjut Sallis, para ibu baru merasa harus hidup sehat ketika memasuki masa kehamilan. Di satu sisi ini baik, tapi di sisi lain ini menunjukkan kita sedikit keterlambatan. Karena sebenarnya, saat masa kehamilan, perubahan tubuh dan fluktuasi hormon justru akan membuat kita malas berolahraga.

Jadi ketika kita mulai rutin berolahraga jauh sebelum hamil, maka tubuh akan cepat beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Ini artinya, saat masa kehamilan, kita tak akan kesulitan untuk ‘merayu’ tubuh melakukan olahraga.

2. Tidak perlu mengurangi level olahraga. "Kebanyakan dari ibu hamil, akan mengurangi intensitas olahraganya di trimester pertama dan ketiga," ucap Sallis. Alasannya, di trimester pertama, mereka takut terjadi sesuatu pada janin saat melakukan olahraga. Sedangkan di trimester ketiga, biasanya mereka sudah mengalami kesulitan mobilitas karena kandungan semakin besar.

"Padahal, sebenarnya olahraga tetap bisa dilakukan pada usia kehamilan berapa pun," tegas Sallis.

3. Pastikan Anda selalu terhidrasi. Pada prinsipnya, menurut Sallis, olahraga lari akan membuat semua orang lebih cepat haus, keringatan, dan lembap. Jadi, jika ada yang mengatakan olahraga lari justru akan membuat ibu hamil mengalami serangan dehidrasi, sebenarnya tidak benar.

"Selama kita memberikan tubuh cairan yang cukup selama berlari, maka segala reaksi dehidrasi tidak akan pernah terjadi," ujar Sallis kembali menyakinkan. Dan jika tubuh merasa pusing dan kepanasan, itu artinya tubuh mengalami dehidrasi. "Berhenti berlari dan minumlah air putih sebanyak yang dibutuhkan tubuh agar kembali bugar."

4. Pilih area lari dengan bidang yang datar. Salah satu isu penting yang harus diperhatikan ibu hamil ketika berlari adalah menjaga tubuhnya tetap seimbang. Itu mengapa Sallis menyarankan agar kita memilih area lari dengan bidang yang datar. Dengan begitu, keseimbangan tubuh tetap terjaga dan kita tidak mudah kelelahan.

5. Gunakan sepatu lari yang nyaman. Saat kita hamil, elastisitas otot akan berkurang. Ini karena hormon relaxin yang dikeluarkan tubuh. "Jadi sepatu lari yang nyaman akan menyelamatkan kita dari cedera otot," ucap Sallis.(liputan6.com)